• Atika Dian Pitaloka
Sudah lama tebar bunga tak sampai pada raja,
karena angin tak pernah jua sampaikannya
melalui semilir dingin angin lembut
pada segarnya wangi tanah di pelataran pagi.
Sudah lama pula tetes hujan
tak jatuh pada dua keping hati
yang berpadu indah
di dalam katupan mati kerang pantai pasir putih.
Karena kegersangan yang dahulu merambah
denyut jantung bumi
yang makin tua dalam kesendirian.
Sudah lama pula tak kulihat
rona hati yang merona
membuncahkan rasa cinta
yang menyeruak indah,
menghujani bumi
dengan senyum dan tajam tatap matanya.
Karena telah lama batin mengeras
memunculkan segala ego
yang bergumul dalam asa.
Tuhan,
aku mencintainya hari ini,
Tuhan,
aku mencintainya esok hari,
dan Tuhan,
aku mencintai dia
untuk selama-lamanya
Suatu Hari Nanti
• Atika Dian Pitaloka
Suatu hari nanti,
aku akan memiliki malam-malammu.
Saat ku terjaga di gelapnya penghujung malam,
ada kau dalam horison pandangku.
Tertidur dengan senyum menghias
keteduhan cintamu.
Saat itu,
kau akan berada dalam dekapku.
Dan aku tak akan pernah
merenggangkan pelukanku.
Karena begitu takutnya kehilangan dirimu.
Dan aku akan berbisik lembut di telingamu,
"Kasih, hujan cintaku padamu takkan pernah reda."
Lalu ku kecup keningmu,
dan membiarkanmu merengkuhku makin dalam,
ke dalam cinta.
.
Tunggulah Satu Detik Lagi
• Alun Nikita
Sebentar!
Kumohon
Jangan dulu terburu pergi
Jangan dulu terlalu cepat berlari
Tunggulah satu detik lagi
: mungkin aku dapat berlari menghampiri
Lalu dapatkah kita ulang kembali?
Mom
• Alun Nikita
• Alun Nikita
Mom ku....
Apa kabar?
Adakah kau dengar dalam sujudmu semalam
Pesan yang ku titipkan lewat Tuhan?
Sudahkah kau maknai artinya, Mom?
Mom ku....
Tetaplah bersabar
Karena dalam tiap titik-titik kelam
Selalu dapat terbaca sepercik kebahagiaan
Aku di sini untukmu, Mom
Mom ku....
Bisikkan dalam tiap tasbihmu
Doa yang 'kan kian membasah bersama pagi
Tanyakan pada Tuhan,
Kapan kita dapat bersama lagi?
Ps: Mom, masih menunggu di sini..